Terror Zaman Dulu

“Kok ya masih ada ya yang punya foto ginian?” tanyaku terheran-heran kepada Shanti yang senang karena aku terhibur.

“Ahh.. zaman sekarang mah apa yang nggak bisa dibuat? HP jadul juga banyak dijual. Tinggal kirim SMS yang kayak gitu, terus fotonya diedit kayak jadul gitu. Selesai sudah!” jawab Shanti.

Tiba-tiba bapak manager sudah ada di depan kami. Menatap kami dengan serius karena sedari tadi kami berisik dan tidak segera bekerja. Kami berdua terkejut. Shanti kelabakan karena dari tadi ia tak segera menyalakan komputer. Sementara aku merasa sedikit aman karena komputerku sudah menyala.

Bapak manager mundur beberapa langkah dari kami. Tidak biasanya. Raut wajahnya yang serius sedikit melunak. Ia melihat ke sekeliling yang sudah mulai sibuk dengan berbagai pekerjaan. Lalu ia berdeham. Dehamannya berhasil menarik perhatian seluruh isi ruangan. Seketika itu hening.

“Saudara-saudara!” bapak manager sedikit menahan napasnya. “Kali ini saya hendak menyampaikan kabar duka. Salah satu saudari kita, Luna, meninggal dunia pagi tadi, karena asthma akut.”

Astaga! Aku baru sadar, meja Luna yang biasa tepat waktu memang dari tadi kosong. Aku kira ia hanya terlambat beberapa saat. Semua orang di kantor juga seketika heboh karena kabar kepergian Luna yang baik hati. Kulihat Shanti kini sudah  mulai berlinangan air mata.

“Pemakaman akan diadakan jam 10 nanti di desa Luna. Bagi yang tidak memiliki pekerjaan urgent, bisa turut melayat. Sekian pengumuman dari saya. Silahkan melanjutkan pekerjaan Anda!” tutup bapak manager lalu kembali ke ruangannya.

Baca juga:

 

“Ya ampun Luna! Hiks! Hiks!” ucap Shanti sesenggukan. “ Kenapa sih orang baik nggak pernah hidup lama?”

“Sudah… sudah.. kematian seseorang itu memang takdir. Nggak ada yang tahu. Kita doakan saja semoga Luna diberi kemurahan hati oleh Allah.” Hiburku.

Seperti yang telah dikabarkan, jam 10 kami datang ke pemakaman Luna. Luna meninggalkan seorang suami dan seorang anak yang masih berusia 3 tahun. Anaknya dipeluk oleh neneknya. Ia belum paham betul mengapa ibunya harus dikuburkan. Suaminya berusaha tegar di depan anaknya, meskipun aku tahu dari raut wajahnya bahwa ia begitu tersiksa karena kepergian Luna.

Nara Pandhu
Nara Pandhu
Suka dengan hal-hal berbau misteri. Sudah menulis cerita misteri sejak tahun 2012.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!