Someone Who doesn’t Want to be a Men

Suara tembang pernikahan sudah terdengar begitu keras. Orang-orang yang berada di dekat pintu masuk pasti akan merasa pekak.

Dana masih tak percaya kini ia berdiri di sini. Di sebuah pelaminan bersama seorang gadis yang bahkan tak dikenalnya. Wajahnya tak begitu cantik, tapi hatinya begitu tulus memahami perasaan cinta Dana pada kekasihnya Hendri. Sewaktu riasan, Dana hanya menatap cermin kaku. Tak sepatah katapun ia ucapkan. Memar di kepalanya mungkin sudah berkurang, tapi luka di hatinya tak akan pernah sembuh.

“Mas Dana.” Sapa Rukma, gadis yang akan menjadi istri Dana.

“Psst.. Mas Dana?” Rukma masih mencoba mendapat tanggapan dari Dana. Ini sepertinya sudah ke-ratusan kalinya Rukma berusaha berkomunikasi dengan Dana sejak pertama kali mereka bertemu. Tapi.. hanya tatapan pahit yang didapat Rukma.

“Ma-..” kini Rukma tampaknya berhasil mendapatkan perhatian Dana. Dana mengacungkan cari telunjuknya dan memberi isyarat agar Rukma tak terus-menerus melakukan hal itu.

“Siapa namamu? Rukma?” tanya Dana singkat, Rukma mengangguk.

“Dengar Rukma. Hari ini kamu akan jadi istriku. Tapi, hati ini tak akan pernah jadi milikmu. Jadi jangan pernah sekalipun kamu mengharapkan hubungan badan, apalagi seorang anak dariku!” jelas Dana kemudian segera membalikkan badannya.

Rukma hanya terdiam. Ia tahu benar sakit hatinya Dana, dan mungkin Dana begitu benci dengannya karena perjodohan paksa ini. Tapi Rukma tak dapat membalas apa-apa. Satu, karena bagi Rukma tak ada yang ingin menikahi gadis sehitam dan seburuk rupa dirinya. Dua, karena Rukma juga menguntungkan posisi bapaknya yang hutangnya bisa dilunasi oleh keluarga Dana karena perjodohan ini.

Dana menampakkan senyum palsunya kepada para tamu undangan. Begitu pun para tamu undangan pun memberikan senyum palsu terbaiknya kepada Dana. Cinta yang menurut Dana adalah hal yang suci adalah aib bagi masyarakat luas. Bagi Dana tak ada yang salah dalam mencintai. Cinta adalah cinta. Tapi bagi sebagian besar masyarakat yang hidup dalam budaya timur cinta bukanlah cinta jika kamu tidak berbeda jenis kelamin.

Sesekali Rukma meminta Dana untuk lebih dekat dengannya agar tampak lebih mesra. Dana mengiyakan dengan penuh berat hati. Selang beberapa saat Dana yang merasa tidak nyaman akan menjauh dari Rukma. Begitu terus hingga waktu pelaminan usai.

Hari pernikahan itu menjadi hari terberat bagi Dana. Apa yang lebih menyiksa dari pada menikahi orang yang tak pernah kau cintai, bahkan dari sudut pandang ‘jenis’mu? Bagi Dana menikahi Rukma bagaikan orang normal yang dipaksa menikahi sesama perempuan atau sesama laki-laki. Semua serba terbalik jika dipandang dari sudut Dana.

“Seandainya sejak awal aku terlahir sebagai perempuan..” gumam Dana ketika pesta pernikahan sudah hendak usai. Rukma yang mendengar itu hanya mampu menghela napas.

“Mas Dana. Maafkan aku. Aku tahu kamu mencintai mas Hendri. Tapi ini demi kebaikan kita semua.” Ujar Rukma berusaha menenangkan Dana sambil menggenggam tangan Dana.

“Kuperingatkan..” ujar Dana menampik tangan Rukma. “Sekali lagi kamu menyentuhku. Aku tak akan segan memukulmu!” ancam Dana membuat Rukma mundur beberapa langkah.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!