Seorang ‘Gadis’ yang Menjadi Penggemar Rahasia

Bas terkikih melihat sesosok yang sudah tak sabar menyambutnya sedari tadi. Kemudian ia mendorong pintu dan dalam sekejap sosok yang panjang, cokelat, dan menggemaskan itu menerjangnya.

via GIPHY

Seekor anjing tekel tak sabar mengitari kaki Bas. Melonjak-lonjak kegirangan dan minta digendong sambil berbunyi ‘ngik-ngik’ beerulang kali. Beberapa kali menggeram karena Bas memilih mengabaikan permintaannya. Tapi kemudian karena tak tahan dengan kelucuannya akhirnya Bas mengangkat anjing itu dan mencubiti pipinya.

Baca juga:

 

Bas senang sekali mencubiti pipi anjing kecilnya. Tak jarang anjingnya kemudian menggeram dan mengejar tangan Bas dengan rahangnya karena jengkel. Tapi setelah diturunkan, ia akan merengek untuk digendong lagi.

Bas kemudian ke kamarnya yang ada di lantai dua. Di lantai dua terdapat tiga kamar, satu kamar mandi, dan satu ruangan depan yang cukup luas untuk mengerjakan tugas atau untuk tidur jika ada ruang tamu. Dari tiga kamar itu, yang dimanfaatkan benar-benar sebagai kamar hanya dua ruangan. Yang satunya, yang berada di dekat tangga dan kamar mandi dijadikan gudang. Ruangan belakang yang dekat kamar mandi kerap dibiarkan gelap. Lagipula, kalau jarang ada yang menggunakan, mengapa harus buang-buang listrik?

Bas biasa menghabiskan sorenya dengan bermain gitar. ALih-alih menghabiskan waktu untuk keluyuran bersama temannya dan buang-buang uang (sebenarnya uang saku Bas juga amat sedikit), jauh lebih baik menurutnya jika ia menghabiskan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Sekalipun nenek di bawah akan selalu merasa bahwa latihannya mengganggu istirahatnya, Bas tak pernah peduli. Protes neneknya tak akan pernah membuat ia berkembang.

Bas hanya akan berhenti latihan jika suara adzan berkumandang. Kemudian ia akan berisitrahat dan bermain-main dengan anjing kecilnya. Tapi sore itu anjing kecilnya tak sedang tidur di sofa seperti biasanya.

“Simson! Simson!” teriak Bas memanggil anjingnya.

Rrrrrrrr! Rrrrrrrrr! Rrrrrrrr!

Terdengar suara geraman dari belakang. Dari arah ruangan dekat kamar mandi dan gudang yang gelap itu.

“Simson!” Bas melangkah melalui lorong kecil yang menghubungkan ruang belajar di depan dengan ruang di dekat tangga. Di sela-selanya kamar Mamanya Bas tengah terbuka dan terlihat terang. Sungguh kontras dengan keadaan ruangan sesudahnya yang terlihat begitu gelap. Bahkan rasanya jauh lebih gelap dari biasanya.

Rrrrrr! GUK! GUK! Rrrrrrrrr! GUK! GUK!

Terdengar Simson tengah menyalak. Tapi apa yang ia gonggongi.

Rrrrrr! GUK! GUK! GUK! Rrrrrrrrr! GUK! GUK! GUK!

Simson kini terdengar benar-benar marah.

via GIPHY

“Kenapa Sim? Kamu kenapa?” teriak Bas sambil masih berjalan menuju ke ruangan gelap itu. Kini ia melewati depan kamar mamanya. Tampak mamanya tengah asyik terhibur menonton televisi.

“Sim?!” Bas kini melewati kamar mamanya dan mendekati Simson yang masih menggeram. Melihat Bas mendekat, Simson langsung berlari ke arah Bas dan kemudian menghalangi langkahnya.

“Kenapa Sim? Ngapain kamu nggonggong di depan gudang?” tanya Bas kepada SImson,, sementara Simson masih menggeram dan terus memutari kaki Bas seolah tak ingin ia mendekati gudang.

Bas berjalan menuju gudang. Pintu gudang selalu tertutup rapat selama ini. Tapi entah mengapa saat itu pintunya telah terbuka sedikit. Bas mendengar suara ketika gagang pintu digerakkan untuk membuka pintu. Alih-alih menjauh, Bas justru hendak memeriksanya. Jaga-jaga jika seandainya ada maling yang ternyata masuk lewat kamar gudang.

GUK! GUK! KAINGG! KAINGG!

Simson terus menggonggong. Melompat-lompat berusaha menarik celana Bas. Bas kini semakin dekat dengan pintu gudang. Diraihnya gagang pintu, dan didorongnya pintu itu sedikit.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!