Mengulang Kembali Masa Depan

“Mas Ardi sudah pulang kah? Ini ada paket tadi dititipkan ke saya!” teriak suara itu dari balik pintu.

Ardi lekas membuka pintunya. “Ah, Pak Yunus! Terima kasih! Maaf merepotkan!” ujar Ardi setelah sebelumnya melemparkan tongkat pemukul ke balik pintu.

“Tumben mas kok pulang malam banget?” tanya Pak Yunus keheranan.

“Iya, tadi saya mengantar pacar saya pulang. Hehehehe..” jelas Ardi.

“Pacaran terus, kapan mau dipinang mas?” goda Pak Yunus sambil menyikut dan tersenyum nakal. “Kalau cuma pacaran, nanti keburu kadaluarsa lho rasanya. Cepet dilamar mas! Biar pacarannya bisa makin anget! Hihihi!” ucap Pak Yunus sambil beranjak ke apartemennya yang berjarak dua apartemen kosong di sebelah barat Ardi.

Ardi hanya tertawa kecil mendengar godaan pak Yunus. Kemudian Ardi masuk dan menutup pintu, lalu menaruh paketnya. Baru saja Ardi menaruh paket, tiba-tiba bel berbunyi lagi. Ardi lantas membuka pintu langsung.

“Ada apa lagi pak Yu-…” Ardi tercengang melihat sosok yang ada di hadapannya. Petir menyambar dengan cepat, mengeluarkan suara gemuruh yang dahsyat saat itu. Pria lusuh gila yang ia temui di jalan tadi kini berdiri begitu dekat di hadapannya. Ardi berpikir untuk mengambil tongkat pemukulnya, tapi itu dilemparnya terlalu jauh dari gapaiannya.

via GIPHY

“Hentikan sekarang juga…” ucap pria lusuh itu.

Ardi terdiam seribu bahasa. Lalu mennutup pintu dengan cepat.

“ARDI! HENTIKAN SEKARANG JUGA! JANGAN DEKATI HANA LAGI!” teriak pria lusuh itu dari balik pintu.

Ada apa ini? Ardi sempat terlintas apakah ayah Hana membencinya sehingga menyewa pembunuh bayaran ke apartemennya? Tapi itu tidak mungkin karena ayah Hana sudah meninggal. Sebuah pemikiran konyol yang tiba-tiba saja muncul tanpa dasar yang jelas.

“Siapa kamu?! Kenapa kamu mengikutiku terus?!” teriak Ardi dari balik pintu.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!